Diberdayakan oleh Blogger.
RSS
Container Icon

Mencetak Masyarakat Budaya Lewat Bangku Sekolah


MENCETAK MASYARAKAT YANG BERDAYA
LEWAT BANGKU SEKOLAH
Pendidikan saat ini menjadi prioritas utama dalam meningkatkan kualitas SDM menuju taraf yang lebih baik. Terkait dengan pendidikan, sekolah merupakan lembaga yang secara langsung menangani proses penempaan dan penyiapan SDM.

   Sebagai warga Negara, saya merasa prihatin dengan terpuruknya kualitas pendidikan yang belum menunjukkan terkikisnya kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Upaya kita bersama dalam mengantarkan anak bangsa sesuai dengan tujuan pendidikan yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 2 tahun 1989, yang berisikan tentang “ membentuk manusia seutuhnya yang beriman, bertaqwa, berbudi pekerti luhur, berpengetahuan, terampil, sehat jasmani rohani, mandiri, memiliki etos kerja dan cinta tanah air ” masih jauh dari yang kita harapkan.
Mungkin yang kita rasakan saat ini adalah ketertinggalan dalam mutu pendidikan, baik pendidikan formal dan informal, hal itu disebabkan oleh rendahnya mutu pendidikan diberbagai jenjang pendidikan yang menyebabkan terhambatnya pendidikan SDM yang terampil dan mempunyai keahlian untuk memenuhi pembangunan bangsa diberbagai bidang.          Dalam konteks ini masyarakat yang berdaya yaitu masyarakat yang terbebas dari kebodohan, ketakutan, dan kemiskinan ; masyarakat yang dapat bertahan hidup sesuai denhgan lingkungan dan tuntutan zaman, dimana dan kapan saja ; dan dapat menjadi warga bumi, bukan sekedar warga masyarakat atau Negara.
   Untuk menciptakan masyarakat yang berdaya tersebut, sekolah atau lembaga pendidikan merupakan sarana yang dapat dijadikan pioner dalam mencetak masyarakat yang berdaya. Melalui pendidikan masyarakat akan diberikan suatu bekal dalam menghadapi segala bentuk persoalan atau tuntutan zaman untuk ke depan. Untuk itu sebagai pngelola (guru) yang berperan di dalamnya harus mampu menciptakan situasi kondusif dambaan murid dalam hal memberdayakan mereka yaitu belajar untuk mengetahui, belajar untuk melaksanakan, belajar untuk hidup bersama, dan belajar untuk kemandirian.
   Terkait dengan itu citra guru tidak hanya terbatas sebagai pahlawan tanpa tanda jasa, tetapi sebagai sosok yang mampu mengemansipasikan manusia ketingkat yang lebih tinggi. Guru harus terampil, artinya guru bukan hanya sebagai penyampai informasi di bidang ilmu, tetapi harus berperan sebagai perancang media belajar dan mampu membangkitkan minat dan motivasi serta selalu berinovasi terhadap misi yang diembannya.
   Jika hal tersebut dapat dilakukan dengan baik oleh semua pendidik, mungkin kualitas pendidikan dalam menciptakan masyarakat yang berdaya akan tercapai. Kita harus tahu bahwa tujuan pendidikan adalah memanusiakan manusia pada tingkat kemanusiaan yang lebih tinggi, semakin tinggi tingkat kemanusiaan makin tinggi pula tingkat moral yang dimiliki. Sebaliknya rendahnya tingkat kemanusiaan maka rendah pula tingkat moral yang dimiliki. Hal ini patut menjadi acuan bagi seluruh pelaku pendidikan untuk menciptakan suatu sistem yang menjunjung tinggi nilai tingkatan moral yang tertinggi agar tercermin dalam setiap perlakuan terhadap siswa.

   Dalam upaya meningkatkan masyarakat yang berdaya banyak hal yang dapat dilakukan oleh pendidik misalnya dengan menyuguhkan pembelajaran yang didalamnya dikemas dengan warna Sosio Religi dalam setiap mata pelajaran yang dipadu dengan metode yang inovatif. Sehingga situasi belajar tidak terkesan monotan dan hanya mentransfer informasi saja. Tetapi lebih berorientasi pada pola pikir (mind set) menuju masyarakat yang berdaya. Untuk itulah bangku sekolah merupakan sarana utama yang diperlukan oleh semua masyarakat sebagai pendobrak kemajuan cara berpikir masyarakat untuk membawa masyarakat Indonesia menjadi kondisi masyarakat yang berdaya.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar